Friday, June 1, 2012

Review – The Human Centipede II

              Setahun sudah sejak The Human Centipede (First Sequence) yang kontroversial itu dirilis, dan jika anda termasuk salah satu penonton yang kecewa karena film low budget milik Tom Six yang  menghadirkan kronologis terciptanya ‘Manusia Kelabang’, salah satu konsep horor paling ‘sinting’ nan ambisus itu kenyataannya tidak berbanding lurus dengan kegilaan yang digembar-gemborkan Six ebelumnya maka kali ini saya sarankan anda untuk menyiapkan diri menyambut sekuelnya, The Human Centipede II (Full Sequence) yang konon dijanjikan oleh sineas asal Belanda itu akan membuat seri pertamanya bak film anak-anak, My Little Pony jika dibandingkan dengan sekuelnya ini termasuk memberikan semua yang anda harapakan sebelumnya  yang tidak pernah ada dalam The Human Centipede (First Sequence).
     Ada ungkapan yang berbunyi ” Hati-hati dengan apa yang kamu minta”, Ya, karena Tom Six rupanya tidak hanya omdo, alias omong doank kali ini dengan segala janji-janji manisnya itu. Sungguh apa yang saya temukan dalam The Human Centipede II melebihi ekspektasi saya sebelumnya. Six tahu benar bagaimana cara membuat sebuah sekuel yang baik dengan segala rumus ‘Lebih” nya itu karena memang seri keduanya ini nyaris menghadirkan segalanya dengan lebih besar, lebih kejam, lebih sakit dan juga lebih menjijikan dari pendahulunya, bahkan kalau mau jujur, saya sedikit menyesal karena sudah menontonnya, serius! Untuk cerita, bisa dibilang The Human Centipede II nyaris tidak memilikinya, saya mungkin bisa menuliskan sinopsinya dalam beberapa kata saja karena Six tampaknya memang sengaja ingin memfokuskan semuanya pada karakter baru dan eksploitasi habis-habisan pada adegan-adegan penyiksaannya.
       Jadi apa saja yang kita dapatkan disini? Tentu saja masih ada manusia-manusia malang, korban proyek “Manusia Lipan”, dan bukan hanya dua wanita Amerika dan satu supir truk Jepang seperti dulu, melainkan satu lusin, alias dua belas orang sekaligus! Sinting! Tentu saja dengan semakin bertambahnya ‘peserta’ otomatis akan semakin ‘meriah’ juga ‘pesta’ sakit jiwa yang kali dikomandani oleh tukang parkir edan penggemar berat film pertama The Human Centipede, Martin Lomax (Laurence R. Harvey) menggantikan sosok dokter bedah kejam, Dr. Heiter yang tewas di seri pertamanya. Tidak tanggung-tanggung, Six menghadirkan Martin Lomax sebagai mimpi buruk baru yang jauh lebih brutal. Lihat saja wujudnya yang digambarkan sebagai manusia obesitas penderita asma, kanker prostat dan gangguan jiwa berat yang juga terobesesi serangga berkaki banyak bernama Lipan, saya benar-benar dibuat bergidik sekaligus jijik melihat karakter ‘sakit’ satu ini. Dan untuk membuat karakter Martin lebih misterius Six nyaris tidak memberikannya dialog sama sekali. Lantas apa yang kemudian bisa terjadi dari dua kombinasi tidak lazim itu (penggemar Lipan dan film Human Centipede) plus pyscho akut? Jawabannya adalah kengerian demi kengerian yang tergambar di sepanjang kurang lebih 90 menit durasinya.
         “Untuk membuatnya terlihat lebih menakutkan” Ujar Tom Six ketika ditanya mengapa kali ini ia membuatnya dalam format hitam putih. Ya, harus diakui dengan dihilangkannya warna-warni disini membuat aura The Human Centipede II terasa lebih kelam mencekam, bukan itu saja, saya berpendapat dengan dipilihanya cara penyajian ‘aneh’ seperti ini setidaknya bisa meminimalsir efek dari kekejamannya yang frontal itu karena otomatis kita tidak akan lagi melihat darah dalam warna sebenarnya, sayang di beberapa bagian yang kelewat keterlaluan efek hitam putih itu sepertinya tidak terlalu berguna, karena tetap saja saya bergidik dibuatnya. Ya, seperti yang sudah saya bilang diatas,  The Human Centipede II akan menghadirkan kekejaman dua kali lipat lebih parah dan lebih brutal.
Jika di seri pertamanya kita banyak menemukan hal-hal pendukung yang hilang seperti darah ataupun kotoran manusia, di sini saya pastikan Six akan memenuhi permintaan para penontonnya. Akan ada lebih banyak jeritan kesakitan ketika seorang tukang parkir psikopat yang sama sekali tidak memiliki pengalaman medis menusukan pisau dapur yang kotor di bokong para korbannya, atau disaat ia merontokan satu per satu gigi mereka dengan palu setelah sebelumnya pria pendiam satu ini ‘membius’ mereka. Apa yang dilakukan Martin Lomax disini terangkai dalam gambar-gambar yang cukup frontal dan tidak bermoral, nyaris tanpa sensor, membuat penonton yang lemah hati bisa jadi akan dibuat sakit jantung dan mual. Tidak heran jika kemudian BBFC sempat mencekal peredaran film walaupun kemudian mengizinkannya setelah Six memotong 32 adegan di dalamnya.  Jadi dengan sedikit penjelasan saya diatas jangan bilang jika saya tidak pernah memperingati anda sebelumnya.
      Ya, Tom Six yang jelas gerah dengan banyaknya kritikan pedas yang menerpa seri pertama dari franchise ‘Manusia Lipan’ miliknya ini kemudian  membalasnya setimpal dengan menghadirkan The Human Centipede II (Full Sequence) yang secara mengejutkan mampu tampil jauh lebih brutal, beringas, kotor dan lebih menjijikan di semua area termasuk juga disaat ia menghadirkan sosok manusia tidak bermoral bernama Martin Lomax. Mungkin The Human Centipede II bukan horor tersadis yang pernah saya tonton, tapi ia sudah cukup membuat saya yang mengklaim penggemar horor malu karena beberapa kali harus mengalihkan pandangan saya disaat menontonnya. Yeah, Once again, You’ve been warned!

Rating: â˜…★★★★★★☆☆☆
Source: movienthusiast.com

No comments:

Post a Comment