Ada ungkapan yang berbunyi ” Hati-hati dengan apa yang kamu minta”, Ya, karena Tom Six rupanya tidak hanya omdo, alias omong doank kali ini dengan segala janji-janji manisnya itu. Sungguh apa yang saya temukan dalam The Human Centipede II melebihi
ekspektasi saya sebelumnya. Six tahu benar bagaimana cara membuat
sebuah sekuel yang baik dengan segala rumus ‘Lebih” nya itu karena
memang seri keduanya ini nyaris menghadirkan segalanya dengan lebih
besar, lebih kejam, lebih sakit dan juga lebih menjijikan dari
pendahulunya, bahkan kalau mau jujur, saya sedikit menyesal karena sudah
menontonnya, serius! Untuk cerita, bisa dibilang The Human Centipede II nyaris
tidak memilikinya, saya mungkin bisa menuliskan sinopsinya dalam
beberapa kata saja karena Six tampaknya memang sengaja ingin memfokuskan
semuanya pada karakter baru dan eksploitasi habis-habisan pada
adegan-adegan penyiksaannya.
Jadi apa saja yang kita dapatkan disini?
Tentu saja masih ada manusia-manusia malang, korban proyek “Manusia
Lipan”, dan bukan hanya dua wanita Amerika dan satu supir truk Jepang
seperti dulu, melainkan satu lusin, alias dua belas orang sekaligus!
Sinting! Tentu saja dengan semakin bertambahnya ‘peserta’ otomatis akan
semakin ‘meriah’ juga ‘pesta’ sakit jiwa yang kali dikomandani oleh
tukang parkir edan penggemar berat film pertama The Human Centipede,
Martin Lomax (Laurence R. Harvey) menggantikan sosok dokter bedah
kejam, Dr. Heiter yang tewas di seri pertamanya. Tidak
tanggung-tanggung, Six menghadirkan Martin Lomax sebagai mimpi buruk
baru yang jauh lebih brutal. Lihat saja wujudnya yang digambarkan
sebagai manusia obesitas penderita asma, kanker prostat dan gangguan
jiwa berat yang juga terobesesi serangga berkaki banyak bernama Lipan,
saya benar-benar dibuat bergidik sekaligus jijik melihat karakter
‘sakit’ satu ini. Dan untuk membuat karakter Martin lebih misterius Six
nyaris tidak memberikannya dialog sama sekali. Lantas apa yang kemudian
bisa terjadi dari dua kombinasi tidak lazim itu (penggemar Lipan dan
film Human Centipede) plus pyscho akut? Jawabannya adalah kengerian demi kengerian yang tergambar di sepanjang kurang lebih 90 menit durasinya.
“Untuk membuatnya terlihat lebih menakutkan”
Ujar Tom Six ketika ditanya mengapa kali ini ia membuatnya dalam format
hitam putih. Ya, harus diakui dengan dihilangkannya warna-warni disini
membuat aura The Human Centipede II terasa lebih kelam
mencekam, bukan itu saja, saya berpendapat dengan dipilihanya cara
penyajian ‘aneh’ seperti ini setidaknya bisa meminimalsir efek dari
kekejamannya yang frontal itu karena otomatis kita tidak akan lagi
melihat darah dalam warna sebenarnya, sayang di beberapa bagian yang
kelewat keterlaluan efek hitam putih itu sepertinya tidak terlalu
berguna, karena tetap saja saya bergidik dibuatnya. Ya, seperti yang
sudah saya bilang diatas, The Human Centipede II akan menghadirkan kekejaman dua kali lipat lebih parah dan lebih brutal.
Jika di seri pertamanya kita banyak
menemukan hal-hal pendukung yang hilang seperti darah ataupun kotoran
manusia, di sini saya pastikan Six akan memenuhi permintaan para
penontonnya. Akan ada lebih banyak jeritan kesakitan ketika seorang
tukang parkir psikopat yang sama sekali tidak memiliki pengalaman medis
menusukan pisau dapur yang kotor di bokong para korbannya, atau disaat
ia merontokan satu per satu gigi mereka dengan palu setelah sebelumnya
pria pendiam satu ini ‘membius’ mereka. Apa yang dilakukan Martin Lomax
disini terangkai dalam gambar-gambar yang cukup frontal dan tidak
bermoral, nyaris tanpa sensor, membuat penonton yang lemah hati bisa
jadi akan dibuat sakit jantung dan mual. Tidak heran jika kemudian BBFC
sempat mencekal peredaran film walaupun kemudian mengizinkannya setelah
Six memotong 32 adegan di dalamnya. Jadi dengan sedikit penjelasan
saya diatas jangan bilang jika saya tidak pernah memperingati anda
sebelumnya.
Ya, Tom Six yang jelas gerah dengan banyaknya kritikan pedas yang menerpa seri pertama dari franchise ‘Manusia Lipan’ miliknya ini kemudian membalasnya setimpal dengan menghadirkan The Human Centipede II (Full Sequence) yang
secara mengejutkan mampu tampil jauh lebih brutal, beringas, kotor dan
lebih menjijikan di semua area termasuk juga disaat ia menghadirkan
sosok manusia tidak bermoral bernama Martin Lomax. Mungkin The Human Centipede II
bukan horor tersadis yang pernah saya tonton, tapi ia sudah cukup
membuat saya yang mengklaim penggemar horor malu karena beberapa kali
harus mengalihkan pandangan saya disaat menontonnya. Yeah, Once again, You’ve been warned!
Source: movienthusiast.com
No comments:
Post a Comment